Jangan Main-Main dengan Perempuan!

benar seperti seorang juragan, seorang bos, seorang atasan, seorang direktur, kalau sudah
mengeluarkan kata-kata. Ia perempuan yang bisa membuat kebanyakan orang mengiyakan
semua kata-katanya.
Tetapi, tidak aku!
Justru aku adalah orang yang membuatnya mati dari kata-kata. Memasungnya mati dari emosi.
Membuatnya tidak peduli dengan dunia sekitarnya. Kusibukkan ia dengan mencari mulut, sel-sel
kelabu, semangat, dan airmatanya.
Perempuanku mengambil posisi duduk di depanku. Ia pandangi aku dengan matanya yang
berapi. Lalu mulai bicara lagi dengan lidahnya yang berapi pula.
"Aku ingin kamu menulis tentang laki-laki!" Ia mengulangi kata-katanya.
"Aku tidak bisa...."
"Harus bisa!" potongnya cepat."Sudah terlalu banyak dan sudah terlalu lama perempuan
dipermainkan dari segala segi. Coba kamu lihat semua iklan di televisi, mulai makanan, sabun,
elektronik, pakaian dalam, obat datang bulan sampai obat panu kadas dan kurap, semua memakai
perempuan," ia mulai nyerocos dengan intonasi suara yang semakin lama semakin tinggi.
"Itu namanya perempuan mempunyai nilai jual karena indah dan menarik."
"Bah! Perempuan mempunyai nilai jual? Apa maksudnya perempuan itu menarik? Lalu dengan
alasan menarik itu kalian, kaum laki-laki, dengan seenaknya saja mempelajari dan membedah
perempuan bukan saja secara visual tetapi juga secara riil. Dokter-dokter kandungan mengobokobok
perempuan mulai dari labia mayora, labia minora, saluran falopii, uterus, bahkan
menjadikannya kelinci percobaan untuk proses inseminasi, bayi tabung, bahkan mungkin
program cloning di kemudian hari, dengan alasan kemajuan ilmu kedokteran."
"Itu namanya kodrat. Karena itu perempuan berharga...."
"Apa katamu?" Ia seperti harimau meradang.
Matanya semakin berapi. Lidahnya semakin membara.
"Perempuan berharga?! Kalau perempuan berharga kenapa undang-undang perkawinan hanya
mengatur tentang poligami? Kenapa tidak mengatur tentang poliandri? Kenapa kalau perempuan
tidak bisa memberikan keturunan bisa menjadikan alasan bagi laki-laki untuk kawin lagi?
Bagaimana dengan laki-laki yang impoten, azospermia, ejakulasi dini, atau apa saja namanya...
bisakah dijadikan alasan buat perempuan kawin lagi? Di mana hukum perkawinan kita
menempatkan bahwa perempuan itu berharga?"
"Ah... kau lebih baik menjadi aktivis perempuan dan ikut demo di bundaran Hotel Indonesia saja
sambil membawa spanduk besar-besar membela hak asasi perempuan," aku mulai kalah omong.
Nah, nah, nah... wajar kan kalau perempuanku kupasung lima tahun lalu? Memang semua yang
dikatakannya benar dan masuk akal. Tetapi juga benar-benar membuat posisi laki-laki
berbahaya.
"Kalian, kaum laki-laki, masih belum cukup puas dengan itu. Semua wartawan koran masih saja
menulis tentang perempuan yang diperkosa dengan visum et repertum vagina sobek dan selaput
dara rusak, lalu dibunuh, dipotong-potong dan dibuang. Kenapa tidak pernah ada berita seperti
ini... .hm...." Ia kelihatan berpikir sejenak."Begini:: Telah ditemukan mayat seorang laki-laki di
atas tempat tidur dalam keadaan telanjang dengan bagian-bagian tubuh terpotong-potong, kepala
lepas dari tubuhnya, dan menggigit penis yang dijahitkan ke mulutnya sendiri. Bagaimana?"
Huek!
Tetapi perempuanku justru tertawa terkekeh-kekeh sampai airmatanya meleleh.
Setelah lima tahun, baru kali ini aku melihat matanya mengeluarkan airmata lagi, bibirnya
menyeringai tertawa, dan ada nada suara yang keluar dari labirin tenggorokannya.

1 komentar:

NEXT mengatakan...

Tinggalkan Komentarnya :)

Posting Komentar

 
Terima Kasih Banyak Telah Mengunjungi CLICKdeh.blogspot.com